Tabah menghadapi musibah

Indonesia beberapa waktu kebelakang mengalami berbagai macam ujian dan cobaan, dimulai dengan pandemi Covid yang belum menemukan titik terangnya lalu disusul kecelekaan di dunia penerbangan dengan jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang merenggut nyawa seluruh penumpang, awak kabin hingga pilot, dan tidak lama berselang terjadi pula bencana alam banjir di Kalimantan Selatan dan gempa bumi di Sulawesi Barat. Tentu ini menjadi pukulan telak bagi seluruh masyarakat Indonesia, keterpurukan dan kesedihan yang mendalam tidak bisa dihindari namun disisi lain cobaan-cobaan ini menjadi pengingat bahwa semuanya terjadi atas izin dan kehendak Allah SWT.

Allah tidak mungkin menghendaki sebuah ujian dan cobaan tanpa ada hikmah dibaliknya, ini adalah tentang bagaimana manusia memandang takdir Allah SWT dari sisi positive, bagaimana manusia bangkit dari keterpurukan. Teringat bencana alam beberapa tahun silam ketika Tsunami meluluh lantahkan sebagian besar kepulauan Jepang, korban yang terus meningkat, pemukiman dan fasilitas umum yang rusak parah dan trauma yang dirasakan para keluarga korban tidak menjadi konsumsi media setiap harinya. Jepang mampu bangkit dengan tidak terus menerus terpuruk dengan berpasrah diri, menangis atau meratapi apa yang terjadi justru media di Jepang tidak menayangkan hal-hal menyangkut tentang korban bencana, atau meliput bagaimana keadaan yang porak poranda. Mereka lebih memilih menyiarkan bagaimana warga saling bekerja sama mengevakuasi apapun yang masih bisa di selamatkan, menampilkan semangat warga untuk bangkit dan tentang Jepang yang mampu mengatasi bencana yang tergolong besar ini dengan kelapangan hati. Tujuannya hanya satu, agar warga yang selamat tetap memiliki semangat hidup yang tinggi dan warga yang terdampak secara langsung mampu melihat bencana alam ini adalah proses kehidupan yang pasti mengalami naik dan turun.

Ini adalah salah satu cara yang harus di adaptasi orang setiap pribadi warga di Indonesia, menanamkan bahwa kehidupan akan terus berjalan hingga bertemu titik akhirnya. Kehidupan akan terus dan tetap berjalan jika Allah menghendaki dengan di dera ujian dan cobaan juga nikmat, mengedepankan sabar dan tawakal di banding menjadikan duka sebagai tempat bersandar. Sesungguhnya kemudahan dan kesulitan berasal dari Allah SWT begitu pula jawabannya

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan dengan suatu ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.” (Q.S. Al-Baqarah 155-156).”

Bencana dan musibah adalah pengingat bahwa manusia tidak bisa sesantai itu menjalani kehidupan, tidak bisa sesombong itu dengan melalaikan kewajibannya sebagai hamba Allah. Untuk beberapa orang ini adalah pengingat dan untuk beberapa orang lain ini adalah jalannya kembali menuju Allah SWT yang sebaik baiknya karena tidak sedikit yang meninggal dalam keadaan syahid, justru kita yang masih berjibaku dengan dunia yang harus lebih banyak beristigfar dan mengingat juga berikhtiar tentang bagaimana cara kembali kepada Sang Khalik dengan keadaan beriman